Sabtu, 20 Desember 2014

perpindahan ;)

perpindahan! move move and move!
itulah kata yang akhir-akhir ini mewarnai hari hari saya...upsss long time no posting, udahh lama banget gak ngeblog... so, read my note;) nexttttt

hidup kita penuh dengan perpindahan. berpindah tempat, berpindah usia, berpindah hati, berpindah apasaja. selama kita masih mengendarai roda takdir, dan menggelinding dalam semesta yang Allah ciptakan. selama itu pula kita akan terus berpindah. tak pernah memandang seberapa lama dan seberapa betah kita dengan sesuatu yang sebelumnya, dan tak pernah peduli seberapa besar keinginan kita untuk memulai sesuatu yang baru. tapi itu harus terjadi, karena tanpa perpindahan hidup ini bakal tetap jalan ditempat dan gak akan maju.

and now, my life is going to move. banyak sekali hal yang berubah dalam hidup saya. Mulai dari status siswa menjadi mahasiswa, dari pangkep ke makassar, dari smada ke poltek, dari charles darwin ke ctelkom, dari maisnya ungu coklat menjadi manisnya warna-warni, dari kamar 15 ke kamar 07, dan dari satu hati ke hati lainnya.

but its not problem. life must go on. thanks God, You always give all the thing that i need.. new friend, new place... yeah. i need something new. thanksss

perpindahan memang gak selamanya menyenangkan, gak selamanya indah dan menjadi solusi. Tapi dengan berpindah kita dapat menjadikan tempat kita berlabuh untuk menjadi solusi untuk berpijak yang lebih baik dari tempat sebelumnya


insp-manusia setengah salmon


Makassar, 6 des 2014... 9.35 pm

Jumat, 26 September 2014

Tentang Aku dan Kamu

aku benci merindukan kamu
tetapi aku lebih benci lagi
ketika sadar aku bukan lagi siapa-siapa kamu
satu hal yang menyakitkan
dari sebuah perpisahan yang tidak baik-baik
adalah ketika rindu
tak lagi bisa disampaikan
semuanya terhalang jeruji-jeruji benci
berkali-kali aku mencoba lari
lari dari kenyataan yang menghampiri
semuanya sia-sia
nggak mau pergi
tak apa…
aku sempat putuskan untuk mencari lagi
mencari sosok seperti kamu yang dulu ada dihati
hingga aku sadar
rasa apa yang kini ada dalam benak diri
rasa mati
semuanya hanya rasa mati
jika kamu tahu
semua yang aku perjuangkan ini
telah menyebabkan luka dibanyak hati
aku mencari bayangmu
dalam wujud orang lain
aku mencari cintamu dalam hati yang lain
dan jika kamu akhirnya mendengarkan ini
ketauilah aku sudah benar-benar pergi
mungkin banyak yang lebih baik dari kamu
tapi nggak akan
nggak akan ada yang seperti kamu
kenyataan itu yang sekarang menghampiri aku
dan akhirnya aku bekap rasa sakit ini
berharap semuanya berlalu
semoga bayangmu tak lagi menjadi bayang semu
tapi biarkan semuanya berlalu
tentang aku dan kamu
@landakgaul -Dara Prayoga

Bertemu Orang yang tepat...

Kadang kita nggak sadar sudah menunggu selama apa untuk bertemu dengan orang yang tepat.
Gue nggak pernah mengerti gimana seseorang bisa jatuh cinta. Hal-hal seperti itu bisa semudah berlempar senyum lalu melayangkan jabatan tangan kemudian bertukar nama. Ada juga yang nggak berdaya membendung cinta yang berhasil merangsek masuk ke dinding-dinding hati akibat kebiasaan-kebiasaan yang tidak sengaja dilakukan bersama. Bahkan ada yang bersusah payah untuk jatuh cinta dengan menunggu… entah berapa lama akhirnya masing-masing dari diri mereka menyadari kalau itu cinta.
Tapi ada satu kesimpulan yang bisa gue ambil dari beberapa hal yang gue bingungkan tadi. Kesemuanya membutuhkan kesempatan. Kesempatan butuh keadaan. Sayangnya, banyak pula cinta yang harus mati karena keadaan, yang sering menyamar dalam bentuk ‘kenyataan’, ‘keyakinan’, atau sekadar ‘pertemanan’.
Mungkin sama banyaknya dengan cinta yang harus mati karena keadaan, banyak juga cinta yang justru hidup karena keadaan. Jadi rasanya terlalu picik jika orang tak memberikan kesempatan untuk cinta yang baru saja lahir dan masih tumbuh. Membunuhnya dengan kata-kata “maaf, tapi menurut aku ini kecepetan” hanyalah akal-akalan mereka yang tak punya perasaan yang sama, hanya supaya nggak terlalu kelihatan berdosa.
Tapi percayalah, orang yang tepat itu akan datang.
Kadang sepasang orang membutuhkan terlalu lama waktu untuk menyadari bahwa sebenarnya yang mereka butuhkan sudah ada di depan mata. Hanya saja, mereka terlalu terfokus untuk mengejar yang diinginkan. Sama halnya seperti seorang anak. Seorang anak menyukai banyak hal. Mereka suka berlari, mereka suka melompat, bahkan mereka suka terbang. Itu semua yang mereka inginkan.
Namun ketika terantuk, terjatuh, bahkan terjerembab, siapa yang mereka butuhkan? Ibu, atau minimal sebuah pelukan. Anak-anak harus merasakan yang namanya terjatuh dulu, harus merasakan yang namanya luka dan menangis untuk bisa merasakan bagaimana hangatnya sebuah pelukan.
Begitu juga yang terjadi pada kebanyakan kita. Terlalu senang mengejar-ngejar yang diinginkan, sampai dibutakan mana yang sebenarnya dibutuhkan. Tapi itu tidaklah salah. Karena kalau nggak begitu, kita nggak akan merasakan luka, dan kita nggak tau sebagaimana menyembuhkannya ‘obat’. Kalau kita nggak pernah salah, kita nggak akan bisa bertemu orang yang tepat.
Padahal jika dilihat lebih tulus, semua yang dibutuhkan nggak begitu rumit. Kita pasti ingin bersama mereka yang selalu memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi diri kita sendiri. Kita pasti ingin menghabiskan hari dengan orang yang cukup dengan menggenggam tangannya saja, kita merasa digdaya menghadapi dunia.

Kita pasti ingin hidup dengan seseorang yang cukup dengan menatap matanya saja sudah merasa seperti di rumah.
Kita hanya ingin terlelap di pelukan seseorang bermata teduh, yang melenyapkan segala jenuh, menggantikan semua peluh.
Pada akhirnya, kita hanya ingin terjatuh pada mereka yang meski sama penuh luka, tapi dipertemukan untuk saling menyembuhkan.
—  Landak Gaul ~okapost

Rabu, 27 Agustus 2014

delapanbelas~

10 Agustus 2014 Well, today I'm 18 years old. Ooohhhhhh Thanks God, loveeeee... Alhamdulillahi rabbil alaamin.Mungkin masih tergolong sangat muda sih, tapi sudah memasuki fase kedewasaan hehe. Thanks for Allah SWT, my parents, my sister, and all my friends, specialy for my lovely cabee thanks for surpriced, my bag and cup cakes suit very well right, Cann't more happy :') aaahhhh big thanks for all who congratulated and give me a lot of love and lovely wishes! LoveU. Well, today I'm 18 years old~

putih abu-abu ungu coklat kotak-kotak

Selasa 20 Mei 2014. 20 helloo!!! Well done, hari ini pengumuman kelulusan masa putih abuabu. Gatau kenapa alhamdulillah gk ada sedikit pun rasa khawatir yg mondarmandir di otakkk paspasan milik gw ini itu karena yah gue optimis kalau kami semuaa [GTROIS] luluss 100%. Optimis karena gue yakin, gue yakin akan mengeluarkan air mata, yah tapi air mata bahagia yaah;) Finally, amplop kelulusan pun sudah ditangan kami masing2! Hasilnya..... Jrenggggggggggg... Kamii semuanyaaa lulussssss!!! Alhamdulillah thankss Yaa Allah. Lulus UN itu sebuah kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri, tapi jg ada sedikit rasa sedih karena harus pisah dan ninggalin masa putih abuabu ungu coklat kotak-kotak:') gue udah ketemu sama anakanakk......sampe akhirnya kami menciptakan nama GTROIS itu. Terus juga udah pernah nangis bareng teman-teman, udah sempat ketemu cinta dan pujaan hati juga disini, hahaha, oh iya, udah kehilangan rahmat, iche, fathul, ilo dan yg paling sedih waktu kehilangan adnan(alm):'... Angkatan yg konon bnyak masalah. *eh tapi juga sangat menyenangkan. Sayang gtrois. Sayang kalian smua anak-anak alay ababil. Sayang aljabar, sayang mendel, sayang cedee, sayangg cabeeee{} Tiga tahun sebentar yah?? Well, inii bukan akhir dari semuanya, artinya gue masih punya waktu untuk menikmati kebersamaan bareng kalian. kita masih bisa bertemu setelah ini pastinya, aamiin insya'Allah... Gue bangga dapetin teman teman spesial kayak kalian. Semua anak GTROIS yang berharga!! Muchlove deh buat kalian semuaa... Gue harap kita semuaa gak saling lupa yah, kalaupun udah sukses dan udah menikah aamiin, kita tetap satuuu, tetap ingat sama temanteman seperjuangan, kita tetap gtrois sepertiii laguu kitaa ini... GTROIS SATU KAWAN♬ Keren kan lagu kami? Ohjelass dong hehe angkatanya siapa dulu oke fix, intinya gue sayang kalian pakai bangette'. Dannn skrng kita harusss pisaah itu rasanyaaaaaaaaaaa...ahhhhhh.. Belummm siappppp... But life must go on cause I believe our dreams is waiting to make come true.. Gue yakin, waktu akan mempertemukan kita kembali sahabat-sahabat dunia akhiratku.. Byee masa putih abu-abu. Masaaa paling indah sepanjang masaaa xD muchlove!succes!! loveloveloveeeeeee

refresh

Assalamu'alaikum guys:) dan selamat malam :3

waaaahh sudah lama banget gak sempat ngeblog.. maklum lah lagi sok sibukk.. akhir-akhir pada schedule bangett, UN dan usaha masuk PTN makan waktu banyakkk.. tapi its okhay no problem, untuk masa depan apa sihh yang nggak bisa diusahakan...

well, di next postingan akuu akan mengupload beberapa cacatan yg sudah aku buat sejak sekian lama, hanya saja baru ada kesempatan untuk memosting... hahah baiklah,cekidooottt and wassalam ;)

Jumat, 14 Maret 2014

dua-duanya kulepaskan

Suatu hari, seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.

Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, “Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?” Si bapak tua menjawab, “Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.”

Bapak tua dalam cerita di atas memahami betul filosofi dasar dalam hidup. Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya, atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita pasti pernah kehilangan banyak hal di sepanjang hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.

Kalimat di atas tidak dapat diartikan bahwa kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik. Ini semua dapat diartikan supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Allah sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja, peristiwa itu terjadi supaya si Bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.

Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.

Dan pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya.




Triasna Abu Hasya, Cikarang

amplop titipan ustadz

PERISTIWA ini saya alami sekitar tiga tahun yang lalu. Hanya satu bulan setelah anak saya yang kedua lahir, saya menganggur—perusahaan memberhentikan semua karyawannya (termasuk saya) begitu saja, tanpa memberikan pesangon sepeserpun. Kehilangan pekerjaan, tidak punya tabungan sama sekali, dan dengan orang anak yang masih kecil, sesaat kehidupan kadang kala seperti ingin berhenti.

Suatu pagi, ketika saya sedang menjemur pakaian, itu (dengan mencuci tentunya) merupakan pekerjaan saya pada pagi hari, seorang gadis datang ke pekarangan rumah kontrakan kami dengan tergopoh-gopoh. Matanya berkaca-kaca dan ia bicara dengan suara tangis yang tersendat, “Maaf Pak, saya menganggu…” ujarnya, tanpa basa-basi, “Saya berasal dari Cikampek dan saya hendak ke Plered. Saya kehabisan ongkos. Kalau Bapak berkenan saya ingin menjual kerudung yang tengah saya pakai ini sama Bapak…. Saya sudah tidak punya uang lagi…”

Saya mengernyitkan kening. Bingung bagaimana menanggapinya. Saya kemudian tak urung memintanya untuk menunggu sebentar, dan saya menemui istri di kamar yang tengah menyusui bayi laki-laki kami. Saya terangkan permasalahannya, dan kemudian bertanya padanya, “Kita punya uang berapa lagi sekarang?”

Istri saya menjawab, “Tinggal dua puluh ribu lagi….”

Saya terdiam, namun kemudian berbicara dengan suara sedikit serak. “Bagi dua ya. Kita sedekahkan setengahnya…”

Istri saya setuju. Jauh di lubuk hati saya berpikir keras, cukup apa kemudian Rp. 10 ribu sisanya buat kami untuk kebutuhan satu hari saja? Ada bayi dan seorang anak kecil, dan dua orang dewasa di rumah ini yang perlu makan? Tapi saya tidak berpikir panjang lagi.

Kemudian saya menemui gadis itu yang sudah mencopot kerudungnya. “Berapa lagi yang kamu perlukan untuk sampai ke Plered?” tanya saya.

Jawabnya, “Sekitar Rp. 6000, Pak…”.

“Maaf, ini saya hanya punya segini, semoga bisa bermanfaat…” ujar saya. Gadis itu menyodorkan kerudungnya, “Ini kerudungnya, Pak…”

Saya menggeleng, “Tidak. Kamu pakai kerudung kamu lagi. Bantuan saya tidak ada apa-apanya, hanya semoga saja bisa membantu kamu, setidaknya untuk sampai ke Plered, tujuan kamu…”

Gadis itu menangis lagi, “Terima kasih, Bapak. Saya sudah sejak dari tadi, sudah sejak dari jalan besar sana meminta bantuan, tapi tidak ada yang mau menolong saya… Terima kasih, Bapak…”

Gadis itu permisi. Saya melanjutkan kembali menjemur pakaian dengan otak yang berpikir keras. Uang Rp. 10.000 yang tertinggal bersama kami mungkin akan dibelikan tahu, telur 2, dan sebungkus mi instan. Saya berkata kepada istri saya. “Kamu sama si Teteh (anak perempuan saya yang pertama yang masih berumur 3 tahun) makan sama telur dan tahu. Biar saya makan sama mi saja…”

Istri saya menukas, “Tapi Ayah kan sudah makan mi instan selama tiga hari ini berturut-turut…”

Saya tersenyum, “Untuk periode sekarang, sepertinya nggak apa-apalah dulu. Yang penting kamu sama si Teteh jangan sampai kekurangan gizi dulu…”

Istri saya terdiam, kembali tenggelam menyusui anak kami yang kedua.

Sisa hari itu dilalui dengan biasa saja. Malamnya, saya harus pergi ke pengajian yang letaknya sekitar 4 kilo dari rumah. Saya tidak menggunakan angkot ketika itu karena uang yang tertinggal hanya Rp. 2000 lagi dan saya tinggalkan bersama istri.

Seusai pengajian, ustad yang mengisi pengajian menghampiri saya. “Ini ada titipan dari seseorang…” seraya menyodorkan sebuah amplop. Saya gelagapan, “Dari siapa ya Ustad? Dan titipan apa ini?”

Ustad tersenyum, “Sepertinya uang. Siapa yang memberikannya, tidak perlulah tahu. InsyaAllah, halal dan thoyyib. Katanya ini hanya hadiah saja…”

Saya tidak berkata apa-apa lagi. Di sisi lain saya merasa berat, namun saya juga merasa bersyukur masih ada yang memperhatikan kondisi keluarga saya ketika berada dalam kesulitan. Saya mengucapkan terima kasih dan meminta Ustad untuk menyampaikannya kepadanya.


Di jalan, saya membuka amplop itu ternyata memang berisi uang Rp. 300.000! Subhanallah, itu jumlah yang sangat banyak buat saya. Saya belikan istri martabak telur kesukaan istri dan ketika sampai ke rumah, kami menyantapnya bersama, sementara anak-anak sudah terlelap. Istri saya berujar lirih, “Allah selalu akan mengganti sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan. Mungkin ini berkah dari sedekah tadi pagi yang Ayah berikan…”

Sabtu, 08 Maret 2014

cekidooot

Assalamu'alaikum ;;)

Langsung saja yahh,,,
Beberapa bulan terakhir ini ada banyak hal yang terjadi dengan saya..

Yang pertama, saya punya teman dekat. Dekatnya yah bukan dekat asal dekat, tapi dekatnya care. Kita klop banget. Ini bukan genk, but just togetherness.

Yang kedua, saya mendapatkan nama baru dari teman-teman CharlesDarwin yaituuu "anakecil" duh, but I forgot who someone that gived me name anakkecil. HHH, intinya nama "anakkecil" berhasil booming dan menjadi nama panggilan saya disekolah, guru2 juga memanggil saya dengan sebutan itu, kemudian beberapa adekelas jg memanggil saya dengan itu..

Yang ketiga, saya sedang jatuh cinta. Maksudnya naksir sama seseorang gityu deeh.. Mau tahu?? Yah beli dipasar xD

Yang keempat, saya punya idola baru, namanya RadityaDika.. Semua orang mungkin sudah kenal dia, diaaa itu multitalent.. Sutradara, penulis, aktor, dan stand up komedi.. Semuanyaa Dika sikat.. #salut #kagum #tingkatkanKakDika

The last one (enam), saya punya minuman kesukaan baru. Namanya adalah greentea, atau bahasa kerennya adalah OCHA.. Makanya, akhir2 ini lebih sering beli teh Ocha..

The last (tujuh) sebentar lagi saya menghadapi UN, duhh degdegan nihh. Makanya skrng waktu santai sy jdi berkurang..  Abis itu, insya'Allah lanjut kuliah... Artinya insya'Allah sbentar lagi sy meninggalkankan status "pelajar" menjadi "mahasiswi" aamiin ya Rabb...



#wassalam;;)

Kamis, 06 Maret 2014

FAM

IBU

Sitti Hadiah. Adalah perempuan yang telah meraih gelar luar biasa yaitu Ibu, yang tak akan dialami dan dirasakan kecuali oleh seorang wanita, satu-satunya makhluk ciptaan Allah SWT yang dalam jasadnya dianugerahi amanah yang serupa asma-Nya: rahim. Rahim yang berarti kasih sayang, memanglah iya begitu adanya rahim wanita, yang disetting dengan sempurna oleh Yang Maha Kuasa sebagai tempat paling nyaman bagi janin, tempatnya beroleh asupan makanan ideal, tempat tumbuh kembang yang kokoh, serta perlindungan yang aman sebagaimana Allah SWT mengatakan “fii qororin makiin” (di tempat yang kokoh) yakni rahim.
Ibuku telah melahirkan lima anak selama pernikahannya bersama ayahku. Pahlawanku ini kelahiran Pangkep, 12 Mei 1967 dari rahim seorang perempuan yang bernama Baji. Ibu lahir dengan tanpa ayah karena ayahnya telah berpulang saat Ibu masih di dalam kandungan. Namun, ketika Ibu berusia satu tahun Ibu diasuh dan diangkat menjadi anak oleh saudara nenek yang bernama Lina   hingga Ibu tamat SLTA.

Ibu menyelesaikan pendidikan terakhirnya yaitu program S2 di Universitas Indonesia Timur (UIT) pada tahun 2010 dan meraih gelar Master Of Sains, sebelumnya menyelesaikan pendidikan program S1 di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan Pembangunan Makassar Indonesia (STKIP PI) pada tahun 2002. Lulusan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Bungoro, Pangkep pada tahun 1986. Lulus sekolah menengah pertama pada tahun 1983 di SMP Negeri 1 Pangkajene, Pangkep. Sebelumnya  tamat sekolah dasar di SD Negeri 8 Tondong Kura, Pangkep pada tahun 1980. Ibu menjadi CPNS/Guru sejak tahun 1988 di SD 22 Bonto Panno dan menjadi PNS pada tahun 1989. Sekarang Ibu menjadi Kepala Sekolah pada salah satu sekolah dasar di Pangkep.


AYAH

Ambo Enre adalah seorang lelaki pemilik mata teduh dan tatapan cinta yang selalu Ibu rindukan. Ayah telah menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah dan mendidik keluarganya.
Ayah lahir dari rahim seorang perempuan bernama Rannu pada 12 Maret 1961. Terlahir dalam keadaan kedua orang tua yang lengkap. Putera ke-5 dari 6 saudara.
Ayah menyelesaikan pendidikan terakhirnya yaitu program S2 di Universitas Indonesia Timur (UIT) pada tahun 2010 dan meraih gelar Master Of Sains, menyelesaikan pendidikan program S1 di IKIP Makassar (sekarang UNM) pada tahun 1993. Sebelumnya D2/Diploma 2 pada tahun 19832. Lulusan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Pangkajene, Pangkep pada tahun 1980. Lulus sekolah menengah pertama pada tahun 1977 di SMP Negeri 1 Pangkajene, Pangkep. Sebelumnya  tamat sekolah dasar di SD Negeri 4 Pa’doang-doangan, Pangkep pada tahun 1974.
Ayah menjadi CPNS/Guru sejak tahun 1983 di SMP  1 Kassi dan menjadi PNS pada tahun 1984. Sekarang Ayah menjadi Kepala Sekolah pada salah satu sekolah menengah pertama di Pangkep.